Tuesday, June 24, 2008

Cara Memberikan Tablet/Kapsul untuk Anak


Anak-anak sering kali sulit menelan obat-obatan dalam bentuk tablet atau kapsul, sedangkan obat yang beredar paling banyak berada dalam kedua bentuk tersebut dan belum tentu tersedia dalam bentuk sirup/cairan. Untuk mengatasi hal tersebut dapat digunakan beberapa cara berikut yang mungkin berguna:

  1. Ajak anak untuk memikirkan hal selain minum obat yang menyenangkan, sehingga kerongkongan juga lebih mudah dalam menelan tablet/kapsul. Berikan pengertian kepada anak bahwa kapsul tidak terasa pahit. Letakan tablet atau kapsul ke bagian lidah yg lebih dalam lalu segera minum air putih hangat untuk menghilangkan rasa kurang menyenangkan yang mungkin tersisa.
  2. Makanlah obat bersamaan dengan buah-buahan atau makanan lain yang cukup lunak dan disukai anak, misalnya pisang atau roti. Bisa juga dilakukandengan mencampur obat dengan sirup atau madu agar tak terasa pahit. Namun perlu diperhatikan interaksi obat dan makanan yang mungkin terjadi. Untuk itu, baca terlebih dahulu brosur informasi obat yang akan dikonsumsi atau konsultasikan kepada dokter jika obat diberikan melalui resep dokter.
  3. Gerus tablet dalam sendok atau keluarkan isi kapsul dari cangkangnya, lalu berikan sedikit air untuk mempermudah anak dalam menelan obat. Setelah itu, minum air yang banyak agar sisa obat yang tidak larut yang tertinggal dalam dinding mulut dapat tertelen juga. Namun cara ini tidak diperbolehkan untuk obat jenis lepas lambat (extended release, controlled release, sustained release, dsb) karena adanya kemungkinan terjadinya toksisitas obat. Untuk itu, tanyakan terlebih dahulu mengenai obat yang akan dikonsumsi pada apotek tempat pembelian obat.
  4. Sebaiknya jangan larutkan obat dengan air di gelas, karena ada kemungkinan obat yang tidak larut mengendap dan tak terminum oleh anak.
  5. Tutup lubang hidung anak saat minum obat, agar bau dan rasa obat yang kurang menyenangkan tidak terlalu terasa.
(dari berbagai sumber)

Wednesday, June 04, 2008

alergi hamil?

Masih edisi pengangguran...

Masa-masa santai ini diisi dengan blogwalking, salah satunya ke multiplynya fani . Fani adalah teman saya yang lagi hamil .... minggu (lupa :D). Setelah baca postingan-postingannya, ketauan kalo dia juga kena alergi yang muncul berupa dermatitis.

Saya memang belum pernah hamil (ya iya lah, kawin aja belom), tapi kalo gatel-gatel sih sering. Penyebabnya seperti biasa: alergi. Tapi penyebab alerginya saya ngga terlalu paham sampe detil, pokoknya berhubungan dengan cuaca, suhu, dan bahan baju yang saya kenakan. Emang sih ngga spesifik, dan belum tentu muncul pada kondisi yang sama. Tapi saya bayangin kalo saya hamil nanti, ada kemungkinan saya membesar dan makin rajin garuk-garuk *ih, aneh..*

Ya, memang kemungkinan itu bisa aja kejadian. Katanya sih, kalo lagi hamil kekebalan tubuh si ibu bisa menurun, sehingga jika si ibu memiliki bakat alergi ada kemungkinan bakal semakin menjadi. Tapi hal itu bukan sesuatu yang mutlak, jadi belum tentu terjadi. Alergi juga bersifat individual, yang penyebab, tingkat keparahan, dan bentuknya berbeda-beda pada tiap penderita.

Yang paling mungkin dilakukan adalah menghindari penyebab alergi. Jadi, kalo si ibu pernah punya riwayat alergi ikan tongkol (misalnya..), ya jangan makan ikan tongkol dulu kalo ngga mau bentol-bentol (misalnya..). Perlu diamati juga penyebab alergi yang lainnya jika alergen belum diketahui dengan jelas, misalnya ruangan berdebu, cuaca dingin, atau bahkan kecoa (ada lho temen saya yang alergi kecoa, siapaaaaaa gitu :P)

Jika alergi sudah begitu mengganggu, bisa dilakukan penggunaan obat-obatan untuk alergi. Untuk alergi berupa gatal/urtikaria sih masih bisa diolesin lotion kalamin (misal: caladin dll, ga maksud ngiklan loh). Atau bisa menggunakan obat-obatan. Masalahnya, obat anti alergi yang mana yang aman untuk ibu hamil?

Dari mims edisi bahasa indonesia tahun 2007, obat-obat anti alergi yang umum digunakan rata-rata memiliki keamanan pada kehamilan dengan kategori B atau C. Kategori B artinya "studi terhadap hewan percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin pada kehamilan tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil atau sistem reproduksi hewan percobaan yang menunjukkan efek samping (selain penurunan tingkat kesuburan/fertilitas), yang tidak diperoleh pada studi terkontrol pada wanita hamil trimester1 (dan tidak terdapat bukti adanya risiko pada trimester berikutnya)". *ih ribet banget ya bahasanya* Maksudnya kira-kira boleh digunakan tapi harus hati-hati gitu...
Sedangkan kategori C maksudnya "studi pada binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping pada janin dan tidak ada studi terkontrol pada wanita, atau studi pada wanita maupun hewan percobaan tidak tersedia" *sama aja ribetnya* Maksudnya kira-kira obat ini boleh digunakan jika manfaatnya lebih besar dibandingkan dengan efek samping yang ditimbulkan oleh obat ini.

Trus pilih obat yang mana dong?
Kalo soal itu sih urusan dokter, soalnya obat-obat anti alergi sebaagian besar tergolong obat keras, jadi penggunaannya harus dengan konsultasi dokter. Efek samping obat juga harus dipantau, jangan sampai cuma gara-gara alergi yang tergolong ringan penggunaan obatnya malah membahayakan janin dan sang ibu.

Kebayang ya perjuangan ibu ketika mengandung anaknya. Suka morning sick (sebangsa pusing dan muntah-muntah di pagi hari), berat, ngidam, belum lagi kalo kena kasus yang lainnya kayak alergi gini nih. Makanya, harus baik-baik sama Mamah...

*congratz buat teman-teman saya yang sedang menjalani nikmatnya menjadi ibu & calon ibu baru...*

Sunday, June 01, 2008

live again!!!!!!

After a long long long long looooooong time had no activity, now I'm proudly declare that anin-baru.blogspot.com live again.
Hehehe.. berlebihan.
Aduh, jangan-jangan ntar dibiarin kayak kuburan lagi, didiemin sampe hampir 2 taun hoho.. Ah masa kaya gitu lagi sih.
Welcome back to me!

Monday, September 04, 2006

Lagi Suka Sepeda!

Berhubung sekarang lagi musimnya Tour d’Indonesia 2006, saya sekarang jadi suka sepeda. Namun berhubung sepeda saya tercinta ban-nya lagi kempes dan saya malas memompanya, jadi sepeda itu untuk sementara tidak digunakan dulu. Apalagi mengingat saya nggak punya rantai sepeda dan helm untuk keamanan saya dan sepeda saya, jadi akhirnya saya menyingkirkan niat saya untuk melangsungkan Tour d’Arcamanik atau Tour d’Ganesa (halah, ngaco deh…).
Sepeda memang alat transportasi jarak dekat-menengah yang menyenangkan karena fisiknya yang cukup ringan, bisa dibawa ngebut (tergantung usaha pengendaranya sih), ramah lingkungan, dan juga irit karena ga pake bensin. Berdasarkan pengalaman, ternyata dari rumah saya (Arcamanik) ke kampus (ITB) naik sepeda dengan kecepatan sedang hanya menghabiskan waktu kira-kira 50 menit, sama seperti naik angkot termasuk nunggu angkotnya ngetem di beberapa tempat. Cuma, setelah sampai di kampus saya harus menunggu sekitar 15 menitan lagi sebelum beraktivitas yang lain untuk menunggu menguapnya keringat di pakaian saya.
Belakangan ini, saya baru memperhatikan bahwa ada gerakan ‘bike to work’ (b2w). Gerakan ini mengkampanyekan bersepeda sebagai sarana transportasi menuju ke kantor. Alasannya diantaranya adalah ramah lingkungan, bebas macet, hemat energi, dan menyehatkan tubuh. Bener juga sih, kalau para pekerja di kantor banyak yang naik sepeda, berapa banyak bahan bakar yang bisa dihemat, polusi yang bisa dikurangi, dan lemak yang bisa dikurangi (lemak?? hmm…). Efek buruknya mungkin adalah kamar mandi di kantor akan penuh antrian pada saat para karyawan baru sampai di kantor karena memang tidak nyaman jika harus bekerja dengan pakaian penuh dengan keringat, atau bagi yang datang terlambat terpaksa harus bekerja dengan badan yang bau keringat hehehe… (ngarang banget deh)
Pokoknya, menurut saya sepeda itu keren.

Menurut berbagai sumber, nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Perancis pada awal abad ke-18, yaitu alat transportasi roda dua yang dikenal dengan nama velocipede. Nama tersebut berhubungan dengan kata velox atau veloc- yang berarti cepat dan pedis yang berarti kaki, dalam bahasa latin. Lalu, pada tahun 1818, seorang Jerman yang bernama Baron Karl Drais von Sauerbronn menyempurnakannya dan mengenalkan draissienne.
Sepeda yang menggunakan pedal baru ditemukan pada tahun 1839, oleh Kirkpatrick MacMillan, pandai besi Skotlandia. Lalu ditemukan pula penyempurnaan- penyempurnaan lain seperti penggunaan velg, pengubahan ukuran ban, penggunaan ban karet, dan penambahan jumlah roda sepeda (menjadi sepeda roda tiga yang dianggap lebih aman untuk digunakan). Namun salah satu penyempurnaan paling keren adalah tahun 1888 ketika John Dunlop menemukan teknologi ban karet berisi angin sehingga laju sepeda pun tak lagi berguncang.
Di Indonesia, konon velocipede dibawa oleh bangsa Portugis masuk Nusantara, dan dengan kolaborasi indra pendengaran dan pengucapan, lahirlah kata sepeda. Namun tentu saja pada tiap suku bangsa punya istilah sendiri untuk kata sepeda yang berbeda-beda.

Sekarang ini, ada beberapa jenis sepeda yang lazim digunakan, diantaranya:
Sepeda Gunung (Mountain Bike)
Sepeda ini digunakan pada medan yang cukup sulit seperti menanjak, jalan yang tidak rata, dsb. Sepeda jenis ini cocok digunakan pada segala macam situasi, sehingga sepeda jenis inilah yang paling banyak digunakan.
Sepeda Mini
Biasanya digunakan oleh perempuan, ditandai dengan ‘palang’ (semacam batang penghubung pada sepeda, saya ngga tau istilah yang benernya) yang rendah sehingga mereka bisa leluasa menggenjot sepeda ini. Ada juga sepeda mini untuk anak-anak, yang roda belakangnya bisa ditambahkan 2 roda kecil (buat yang baru belajar naik sepeda).
Sepeda Onthel/Jengki
Sepeda warisan yang tak kalah handalnya, banyak orang yang mengkoleksi sepeda ini
Sepeda Balap
Biasanya digunakan dengan kecepatan tinggi, dengan jalan yang dilalui dapat dibilang aspal mulus dan tidak macet.
Sepeda BMX
Pengguna sepeda ini biasanya orang yang sangat energik dan luwes juga punya manuver yang tinggi. Biasanya dipakai untuk menampilkan atraksi akrobatik pada kompetisi olahraga ekstrim.
Sepeda Roda Tiga
Sepeda ini tentunya untuk balita, dan tidak butuh keseimbangan seperti pada penggunaan sepeda roda dua pada umumnya.
Sepeda Listrik
Sepeda jenis ini memang lagi tren, memadukan sepeda dengan mesin yang bekerja dengan tenaga listrik sehingga tidak perlu menggenjot pedalnya (seperti sepeda motor), tapi kalo baterainya habis sepeda dapat digenjot seperti sepeda pada umumnya. Sepeda seperti ini tersedia dalam berbagai model.

Menurut Pak Budi Santoso (yang tentunya saya ngga kenal) di website b2w indonesia, pilihlah sepeda sesuai dengan postur tubuh anda, dan jangan lupa sepeda yang anda pilih adalah sepeda yang cocok dengan selera anda. Jika tertarik untuk menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi sehari-hari anda (buat kuliah, kerja, dsb), beliau memberikan tips-tips sebagai berikut:
Untuk B2W, sepeda kita harus lincah menyelip saat macet, mudah naik turun trotoar, dan mudah dipacu saat jalanan lengang. Rekomendasi dari kami, gunakan sepeda jenis mountain bike (sepeda gunung) karena terbukti handal untuk dipakai di segala medan jalan (aspal/tanah bebatuan). Agar lebih nyaman saat B2W, ada beberapa kiat dibawah ini:
- Pilihlah frame (rangka sepeda) yang ringan, minimal bahan aluminium yang banyak dijual di pasaran.
- Pilihlah sadel (tempat duduk) yang empuk, nyaman saat kita duduki, sesuaikan dengan jenis kelamin dan pinggul kita.
- Pilihlah fork (garpu depan) yang rigid atau bersuspensi untuk lebih nyaman saat melewati gundukan jalan.
- Pilihlah shifter (pemindah gigi kecepatan) agar kita bisa atur kecepatan bersepeda.
- Pilihlah ban luar yang profil bannya halus (slick) jika jalur B2W didominasi jalan aspal atau yang sedikit pacul, jika melewati jalan offroad.
- Pilihlah handle bar (stang) tipe rise bar (melengkung) atau flat bar (mendatar) tergantung postur tubuh
.”

Tertarik ber-b2w? Jangan lupa gunakan helm dan taatilah rambu-rambu lalu lintas di jalan raya. Serta jangan lupa mengunci sepeda anda ketika meninggalkannya di parkiran.
Tapi, kalau saya, masih malas bersepeda dengan alasan tidak punya helm sepeda dan malas berkeringat ria...
(Gimana sih?? Udah nulis tentang sepeda tapi males naik sepeda??!)

Thursday, June 22, 2006

Lulusan SMA tahun 2006 di Seluruh Negeri!!

Saya ucapkan selamat kepada seluruh siswa SMA kelas 3 yang sudah berhasil melewati Ujian Nasional dengan baik. Ujian Nasional kemaren emang hasilnya kontroversial banget karena banyak siswa yang ngga lulus cuma gara-gara nilainya kurang di satu mata pelajaran aja. UN dianggap bukan sistem yang sesuai dalam penentuan kelulusan seorang siswa karena hasil belajar siswa selama 3 tahun di SMA cuma dinilai dari beberapa jam ujian saja. Namun di lain pihak, tingkat kelulusan UN tahun ini lebih tinggi daripada tahun sebelumnya, sehingga banyak juga yang mempertanyakan "kemurnian" hasil UN yang dicapai oleh beberapa sekolah (takutnya banyak sekolah yang melakukan kecurangan gitu..)
Tapi betapapun saya gondok sama sistem UN yang ngga relevan itu, saya ngga akan membahasnya di sini. Soalnya udah banyak yang ngebahas di koran, ntar saya malah dikira njiplak tulisan koran.
Saya cuma bingung sama siswa yang merayakan kelulusannya dengan hal-hal yang ngga penting kaya mencoret-coret seragam sekolah atau bikin konvoi rame-rame di jalanan (saya pernah nonton berita di TV, ada sekelompok siswa yang merayakan kelulusannya dengan kencan bersama ke suatu tempat, ngga penting banget lah). Sementara, temen-temen mereka yang satu sekolah juga ada yang "apes" ngga lulus UN gara-gara ga lulus satu mata pelajaran doang. Seperti yang diberitakan media massa beberapa hari ini, banyak kasus di mana siswa yang ga lulus UN adalah siswa yang justru memiliki prestasi yang lumayan. Sampai saat ini, masih sedang diperjuangkan adanya pemberian ujian ulang bagi mereka yang belum lulus UN dan belum ada keputusan resmi akan hal itu. Jadi, nasib temen-temen SMA yang tadi masih belum jelas.
Jadi saya sebel sama lulusan SMA yang ngerayain kelulusannya dengan hura-hura ngga jelas itu. Kenapa mereka ngga bersatu untuk bantuin temen-temen mereka dalam hal pengajuan ujian ulangan? Kenapa mereka ngga ngasi semangat buat temen-temen mereka? (di suatu sekolah, ada kasus percobaan bunuh diri 4 orang siswa karena ke-tidakpercayadiri-an mereka seteleh gagal dalam UN) Trus, emangnya ngga ada hal lain yang lebih berguna yang bisa dikerjain?
Jadi, hilangkan stigma bodoh dari siswa yang masih gagal dalam UN, dan ini butuh kerjasama dari kita semua.
-----

NB: saya salut sama siswa SMA Marsudirini di ... (lupa, pokonya di Jawa Tengah) yang merayakan kelulusannya dengan cara gotong-royong membantu korban bencana gempa di daerah Klaten.

Saturday, June 17, 2006

cape deh..

Maaf saya mau nulis-nulis ngaco.
Belakangan ini saya perhatiin berita di media-2 isinya ngga oke melulu. Dari mulai beberapa minggu yang lalu, salah satu kota yang sangat saya cintai --Jogja-- terkena musibah gempa bumi dahsyat yang memakan korban jiwa yang cukup besar yaitu sekitar 6000 jiwa. Belum selesai Jogja memulihkan dirinya pasca gempa, gunung Merapi kemudian memuntahkan awan panas dan material-2 lainnya sehari setelah statusnya diturunkan dari awas menjadi siaga. Belakangan diketahui ada 2 orang relawan pada bencana tersebut tewas dalam bunker yang justru disiapkan untuk menyelamatkan diri bila Merapi "batuk-2" lagi. Malangnya, bunker tersebut tak sanggup menyelamatkan mereka dari muntahan awan panas dan material tadi.
Hal yang ngga oke juga terjadi di daerah Sidoarjo dimana terjadi sesuatu pada PT Lapindo Brantas yang menyebabkan banjir lumpur panas yang katanya berbau menyengat (saya ngga ikutan nyium baunya, tapi percaya aja). Lumpur-lumpur menyebalkan itu menyebabkan kerusakan di sejumlah tempat seperti jalan tol, rumah penduduk, dan fasilitas umum lainnya, serta menimbulkan keluhan kesehatan warga di daerah tersebut karena terlalu banyak menghirup gas yang terdapat dalam lumpur tersebut.
Nampaknya Indonesiaku bersedih...
Lainnya lagi, beberapa hari yang lalu ada kasus di Bandung tentang pembunuhan 3 orang anak oleh ibunya sendiri. Si Ibu tadi beralasan bahwa ia sangat kuatir dengan masa depan anaknya, karena keluarga tersebut katanya merupakan keluarga yang kurang mampu (entahlah, tapi perasaan saya liat di TV rumah kontrakan mereka di daerah Margahayu oke-oke aja, dan suami si ibu tadi juga kerja). Kalo kata saya sih, waktu membunuh anak-anaknya, si Ibu tadi lagi stres berat n kerasukan setan tingkat tinggi kali ya...
Trus ada lagi John Howard yang ribut gara-gara Abu Bakar Ba'asyir yang antiamerika n kroni-2nya itu udah dibebasin dari penjara (kata saya: ya biarin aja, wong hukumannnya udah abis kok).
Tadi saya juga nonton berita tentang Gus Dur (lagi-lagi orang ini, yang kalo dipikir-pikir dia pernah jadi RI-1 --heran gue..) yang berkata bahwa dia tidak memusuhi FPI setelah kasus pengusirannya dalam suatu acara beberapa minggu yang lalu. Lalu, karena setelah itu terjadi sweeping anggota FPI oleh pendukung Gus Dur, lalu sang ketum FPI bilang bahwa melakukan sweeping seperti itu bukanlah ciri ormas Islam. Kata saya: mbelgedes! (ini bahasa jawa, bahasa sundanya mungkin "wae!", soalnya moje suka ngomong gitu) Wong jelas-jelas FPI kemaren ikutan men-sweeping majalah playboy.
Ganti acara ke infotainment: isinya masalah Taufik Hidayat aja. Heran, ga abis-abis dibahas mulu. Sama aja kaya kasus Mayang Sari kemaren.
Tapi paling ngga berita kontroversi RUU APP yang sudah sukses memecah Indonesia jadi dua kubu (pro dan kontra) udah lewat masanya. Saya bosen denger berita unjuk rasa mengenai RUU ini. Dan setidaknya sampah di Bandung udah berkurang di beberapa tempat (atau serta terjadi penumpukan di darah lainnya?).
Cape deh...
Ternyata acara berita yang oke cuma Piala Dunia doang, sayang kemaren-kemaren jarang nonton... (Padahal keren tuh, yang ngomentarin pertandingannya di sctv ada Andi Malarangeng, Hidayat Nur Wahid, dsb...)

Tuesday, May 23, 2006

Senangnya...

Finally.... After almost this 4 years: Saya jadi berenang juga ya...
Ya begitulah, setelah mengalahkan segenap ketakutan dan rasa malu, akhirnya saya memantapkan langkah kaki saya ke kolam renang Sabuga. Saya emang payah, selama kuliah di ITB belum pernah nyemplung di kolam renang Sabuga (padahal cuma jalan dikit doang gitu...). Alesannya macem-macem, dari males, ga ada temen, malu, GA BISA RENANG, ga tau kapan ladies day-nya, dsb. Tapi karena udah kangen banget sama kolam ernang, jadilah saya jalan ke sana (setelah mencari info jadwal yang buat perempuan), di akhir tahun ke-empat saya kuliah di sini.
Kendala pertama: Langit mendung dan gerimis dengan intensitas rendah namun konstan. Saya jadi mikir, jadi renang ga ya? Soalnya, kalo tiba-tiba hujan pas lagi di kolam saya ga tau harus nerusin berenang apa berteduh aja. Kalo berteduh, aneh, wong selama di kolam juga basah kok, masa gara-gara hujan jadi udahan. Tapi, kalo ga berteduh dan nerusin renang , juga aneh, masa renang pas lagi hujan. Namun melihat gerimisnya cuma gitu doang jadi akhirnya saya jadi berenang.
Kendala dua: Malu :) Saya kan ga bisa renang (sebenernya bisa, tapi dengan spesialisasi gaya sangat bebas). Dan sampai di sana kolamnya hanya terisi oleh ibu-ibu dan anak-anaknya yang masih kecil tapi udah jago renang. Tapi bodo amat lah, udah terlanjur bayar 4 ribu, masa ga jadi cuma gara-gara malu.
Dan akhirnya saya menceburkan diri ke kolam yang dalemnya cuma 1 meteran . And I was feeling good, meskipun udaranya dingin dan bikin air kolam jadi dingin banget kaya kulkas.
Beberapa saat kemudian saya melihat seorang cewe manis berambut panjang yang jika diamati lebih dekat ternyata temen saya anak MA 2002. Lumayan, jadi ada temen ngobrol. Dan makin lama ternyata kolamnya makin rame, dan saya makin sebel kenapa saya ga bisa renang. Sampe ada ibu-ibu yang ikut ngajarin saya renang gara-gara 'gaya katak' saya yang ngaco (mungkin katak pun bakal complain gayanya renangnya saya tiru kalo liat cara saya berenang, mungkin katak bilang: gue ga pernah berenang dengan gaya kaya gitu!!!).
Saya masih belom bisa berenang, but I will.
Mungkin kapan-kapan saya harus ngajak temen-temen saya yang lain (perempuan tentunya) biar ga garing. Mungkin selanjutnya saya harus ngajak orang lain yang bisa ngajarin saya renang, biar ga malu.
Saya bener-bener suka air!!